Sabtu, 26 Maret 2016

Metode Pembelajaran Pesantren

Jadi ingat kegiatan pondok-pondok pesantren salaf kalau mendengar kata Sorogan dan Bandongan. Dulu sering temen-temen yang nyantri di pondok salaf sering pada ngobrol tentang cara ngajinya. Satu temen nyantri di pondok yang salaf banget, mulai dari tempat pondoknya hingga kehidupan sehari-harinya. Yang satunya lagi nyantri di pondok yang cukup modern, sudah boleh masak pakai kompor dan majig jar. Keduanya sering sharing-sharing tentang cara ngaji di pondok mereka. Yang dari pondok salaf menjelaskan metode ngajinya yang banyak sorogannya. Setiap santri ngaji di depan ustadnya satu per satu. Banyak resiko yang katanya dierima para santri ketika ngaji, kalau sampai salah membacanya bisa-bias ngulang baca sampai 100 kali. Sungguh konyol memang. Teman satunya yang nyantri di Pondok modern tadi cerita tentang model pengajaran di pondonya yang Bandongan. Modelnya ternyata gak jauh berbeda dengan institusi-institusi pendidikan di sekolah pada umumnya. Ustad tinggal menjelaskan di depan kelas, sementara santri-santrinya mendengarkan, begitu setiap hari berjalan proses pembelajarannya. Agak konyol memang pembelajaran di pondok-pondok salaf yang menerapkan metode sorogan ini. MEskipun sebenarnya pondok salaf pun juga ada yang menerapkan system pembelajaran Bandongan, ya dengan model-model ustad yang terbilang 'galak' juga. Tapi inilah sebenarnya seni belajar di pondok pesantren. Jadi para santri bukan hanya belajar apa kadarnya saja, namun juga mempersiapkan mental serta mendorong untuk tidak akan melakukan kesalahan lagi di pertemuan besuknya. Sehingga secara tidak langsung mendorong para santri untuk belajar lebih dalam. Selain itu rasa kebersamaan dan kesenasiban menjadikan rasa tersendiri hidup di tengah-tengah pondok pesantren. Karena seorang ustad tidak akan memarahi seorang santri saja, namun seluruh santri juga kena marah bila sampai melakukan kesalahan dalam mengaji itu. "Ngaji di pondok pesantren itu kaya-kaya terintimidasi, tapi itu adalah suasana yang paling terrindukan dalam kehidupan ini". 

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/coolisnoer/bedanya-sorogan-dan-bandongan_552bb8476ea83402758b457a

0 komentar:

Posting Komentar